PALI-samudraekpress.com||Tim I, II, dan III Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro (Undip) bersama Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatra Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Membangun Kawasan Transmigrasi yang Inklusif, Produktif, dan Berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam upaya merumuskan arah pembangunan kawasan transmigrasi Petata berbasis riset dan sinergi multipihak.
Acara berlangsung diruang rapat Sekretariat Daerah (Setda)Kabupaten PALI, jalan Merdeka, kelurahan Handayani Mulya, Km 10.Acara dibuka langsung oleh Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, S.H., Senin (20/10/2025).
Dalam sambutannya Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, menegaskan pentingnya penguatan data dalam perencanaan pembangunan daerah.
“Kita perlu membangun kebijakan yang berpijak pada data dan hasil riset. Pemerintah daerah siap bersinergi dengan perguruan tinggi untuk memperkuat arah pembangunan kawasan transmigrasi agar lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,”ujar Iwan.
FGD ini melibatkan perwakilan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perangkat kecamatan, kepala desa, serta masyarakat dari desa transmigrasi Sukamaju, Karang Tanding, Tanding Marga, dan Tempirai Selatan.
Para peserta aktif berdiskusi mengenai isu strategis seperti pengembangan potensi lokal, penguatan komoditas unggulan, serta model kolaborasi kelembagaan ekonomi masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut, hadir pula narasumber Dr. Dessy Adriani, S.P., M.Si., dosen Agribisnis Universitas Sriwijaya yang membawakan materi berjudul“Arah Pengembangan Agribisnis Kawasan Transmigrasi".
Ia, menyoroti transformasi sektor ekonomi PALI dari ketergantungan pada komoditas karet menuju diversifikasi usaha berbasis kelapa sawit dan peningkatan kualitas sumber daya manusia transmigran.
Perwakilan Ketua Tim Ekspedisi Patriot Undip, Adi Firman Ramadhan, S.E., M.Ak., menyampaikan bahwa kegiatan FGD menjadi wadah strategis untuk mengintegrasikan hasil riset akademik dengan aspirasi masyarakat.
“Melalui FGD ini, kami berupaya memastikan bahwa pengembangan kawasan transmigrasi tidak hanya menjadi proyek pembangunan, tetapi juga ruang kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat,"ungkap Adi Ramadhan.
Hasilnya nanti akan kami rumuskan menjadi rekomendasi strategis untuk pengembangan kawasan Petata yang inklusif dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Adi menjelaskan, FGD ini merupakan bagian dari Program Transmigrasi Ekspedisi Patriot (TEP), kolaborasi antara Kementerian Transmigrasi RI dengan Universitas Diponegoro.
"Program ini bertujuan membangun model kawasan transmigrasi yang berbasis data, berdaya saing, dan adaptif terhadap tantangan lokal,"pungkasnya.(Red)
